Kamis, 24 September 2009

APA KABAR

Dia datang lagi siang tadi dan bertanya “Apa kabar?”
Waktuku berontak berteriak “kau buang lamaku jadi sia-sia”
Hatiku kaku membisik “kau telah buatku mengeras untuk yang lain”
Rasaku berkata hampa “kau buatku mati tanpa getar yang baru”
Kaki bergerak memelas “aku kesemutan disini”
Tapi harapku senyum berseri “apa kabar juga?”

“Bisakah kamu realistis” otak melotot pada harap
“aku bisa berhembus tanpanya” napas membela otak
“aku tak bisa berbohong, tapi aku bisa menutup” mata rela melakukan itu.

Kemarin tahun, harap diam tanpa sadar.
Kemarin hari, harap diam bersama sadar.
“aku mungkin akan mencintainya 80 tahun lagi, tapi membiarkan waktu terbuang, membuat hati mengeras dan susah untuk merasa pada yang lain, kaki berdiri terlalu lama untuk menunggu lagi, dan hidup tak bisa dilanjutkan.... adalah suatu kebodohan” harap berkata bersama sadar.

Pikir bilang “aku akan melupakannya”
Hati mengangguk “aku akan berusaha mati untuknya dan membantumu, pikir”
Aku berkata “APA KABAR!!” bukan bertanya “APA KABAR??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar