Rabu, 02 September 2009

KENCING DI POHON, BERAK DI DAUN (JOROK DEMI MASYARAKAT) Kalau menurutmu ini jorok, jangan dibaca! Kalau nekat baca, silahkan. setelah itu terserah!

Ini muntahan pikir bukan kentut atau sendawa.
Yang disadari oleh pantat yang melekat pada kursi berlengan satu
Kita mengangguk dan menggeleng untuk teori yang abstrak
Dari mulut yang masih bau pagi sampai bau badan sore
Kita dipersiapkan bisa berkoar untuk massa tentang sikat gigi dan mandi.

Retoris… filsafat.. dan logika kita sertakan dengan alasan biar fleksibel
Padahal panu hanya cukup bilang karena bakteri
Tikus-tikus masih di sampah kemudian meliuri ikan
Namun kita diajar untuk menutup jalannya, bukan membunuh.

Kita meludah pada keborokan yang membau
Memberi saran yang hijau tanpa tahu karena tanah atau tahi.
Sombong menghitung jumlah dengan rumus dan software yang ada biasnya.
Dan menunjuk aturan dengan telunjuk yang penuh upil lalu menjilatinya sendiri.
Hmmmm, mamamia lezatos.....

Hey guys....
Kamu pikir untuk apa semua kejorokan ini???
Semua hanya untuk mereka yang kita sebut masyarakat.
Yang bilang ya dengan bibir atas didepan kita
Bilang persetan dengan bibir bawah dibelakang kita
Lalu menghilang dengan gigi hitam mereka dan kita merasa tak becus.

Kita buka mata dan pikir dengan liur yang meleleh
tapi masih menutup hidung.
Padahal kita hanya perlu mengendus untuk menemukan mereka.
Mencari pesing dan bau tahi dengan bulu hidung yang tipis.
Jangan dijamban dengan segala macam leher.
Mereka ada di pohon pada batang dan daun.
Disitulah mereka menyembunyikan kunci sadarnya dari kita.

1 komentar: