Bicaralah padaku
Mengapa cinta itu seperti kaos kakiku
Hitam putih, pendek, bercontreng di ujung
Atau seperti penjilat hati
Yang tertawa bernada tangis?
Aku memikirkanmu
Yang masih basah dalam bara
Hilang pada pusaran keras ego
Kau masih disana?
Kau masih disana.
Hatiku terluka
Tak berdarah karena aku adalah kertas
Cabik saja, sayat saja, bunuh saja
Lalu telan tapi muntahkanlah
Biar aku selalu ada
Selalu disini
Memejam, menunduk menuduh bumi
Aku ingin ke horizon
Aku ingin duduk
Aku ingin menatap
Aku ingin diam
Aku tak ingin menangis
Karena aku perempuan
Adalah kertas
Yang hanya bisa hancur
Jika ditetesi air mata
Malam terakhir depan tembok kuning hijau,
060311
23:15 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar