Kamis, 18 November 2010
MUNGKIN TUHAN LUPA MENULIS CERITA CINTA DALAM HIDUPKU PADA WAKTu DIA MENCIPTAKANKU
Aku berjalan melingkari bulan
Menukik pada satu garis ekstrim yg tak biasa
Biarkan dia mencintaiku
Sampai bintang2 gemetaran
Aku menunggu
Terpesona dan terganggu
Pada suatu ketika pelangi sudah diujung lidah
Dia mengata di lapang hatiku tentang cinta
Aku mengitari sebentuk senyum dilangit
Bahagia melewati petak2 kisah yg terdiam
Semua indah namun tak putih
Seperti bermandikan biru langit yg luntur
Tak tega membuat cahaya mentari patah2
Aku berhenti menulis tentang cinta
Tersenyum terluka karena kita ada pada beda
Di kemalaman ini
kubuat kemungkinan
Mungkin dilangit ini
Tuhan lupa menulis cerita cinta untukku
Seperti kemarin
Aku kembali melingkari bulan
Sabtu, 13 November 2010
BAPA DI SURGA DAN BAPA DI BUMI
Hidupnya adalah irama. Cukup ketukkan jari dan nada menyebar seperti racun dalam darah. Tegas dan bukan aliran yang keras. Lembut menggerakkan atmosfer, mengalun dan mengada nyata. Hidup bukan daging yang bertumbuh sejak benih sperma bertemu dengan ovum pada rahim wanita. Baginya hidup adalah ketika tidak membiarkan bulan tetap bundar atau malam tetap gelap. Dan aku pun bernyanyi.
Sementara hidup bergulir menemukan bentuknya saat tembang-tembang di lagukan, ada Bapa di surga dalam bapa di bumi pada setiap keterseokkan diri, kewarasan, kegilaan, kebosanan, kecuekkan, kebebasan, dan distorsi nada lainnya bahkan tenang dalam keterdiaman sekalipun.
Hidup lalu diandaikan sebuah jalan. Mengalami, masuk ke setiap lorongnya. Itulah perjalanan untuk terus melangkah selagi jiwa masih menghangat, berlari bila itu perlu. Besok akan dijalani besok. Dan ketika hidup bukan lagi sebuah jalan, itulah kenapa bapa hadir di bumi memberi sayap untuk bisa terbang ke pengandaian hidup yang lain. Katanya agar hidup bisa menghidupkan untuk diri, orang lain, bumi.
Dan saat ini aku melihat keatas Kepada Yth. Bapa di surga, dalam doa yang sama “Bapa di Surga, berkati bapa di bumi melebihiku, bila mungkin Engkau meninggalkanku jangan pernah tinggalkannya dan bila hidup bisa dibagi agar bisa bersama, ambillah punyaku untuknya. Semoga Bapa di surga tidak bosan. Jadilah kehendakMU dan Terimakasih untuk hidup di kehidupannya hari ini.”
aPpY BdaY bapa………
Dan aku pantas tersenyum untuk kehidupan
Bemo, kamar mandi, ruang depan, 121109
21:08 pm
Sementara hidup bergulir menemukan bentuknya saat tembang-tembang di lagukan, ada Bapa di surga dalam bapa di bumi pada setiap keterseokkan diri, kewarasan, kegilaan, kebosanan, kecuekkan, kebebasan, dan distorsi nada lainnya bahkan tenang dalam keterdiaman sekalipun.
Hidup lalu diandaikan sebuah jalan. Mengalami, masuk ke setiap lorongnya. Itulah perjalanan untuk terus melangkah selagi jiwa masih menghangat, berlari bila itu perlu. Besok akan dijalani besok. Dan ketika hidup bukan lagi sebuah jalan, itulah kenapa bapa hadir di bumi memberi sayap untuk bisa terbang ke pengandaian hidup yang lain. Katanya agar hidup bisa menghidupkan untuk diri, orang lain, bumi.
Dan saat ini aku melihat keatas Kepada Yth. Bapa di surga, dalam doa yang sama “Bapa di Surga, berkati bapa di bumi melebihiku, bila mungkin Engkau meninggalkanku jangan pernah tinggalkannya dan bila hidup bisa dibagi agar bisa bersama, ambillah punyaku untuknya. Semoga Bapa di surga tidak bosan. Jadilah kehendakMU dan Terimakasih untuk hidup di kehidupannya hari ini.”
aPpY BdaY bapa………
Dan aku pantas tersenyum untuk kehidupan
Bemo, kamar mandi, ruang depan, 121109
21:08 pm
Langganan:
Postingan (Atom)